PAMEO klasik ‘banyak anak banyak rejeki' tepat disematkan kepada Deta Raya. Deta, pria yang kini menyentuh usia 81 tahun, memiliki 12 isteri, 52 anak, 212 cucu, dan 3 cicit.
Mengoleksi belasan isteri, puluhan anak, ratusan cucu, dan tiga cicit, tentu menjadi berkah seorang Deta menghadapi momentum politik Pemilihan Umum (Pemilu), baik Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres).
Deta tercatat pernah menjabat Kepala Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Langkah enteng Deta meraih kursi Kepala Desa Waiha, ditopang pasokan suara jumbo para isteri, anak-anak bahkan ratusan cucu tanpa butuh kampanye kolosal.
Deta membuktikan, pada Pemilihan Calon Kepala Desa Waiha tahun 2009 lalu, ia menang telak atas kompetitornya sehingga terpilih sebagai Kepala Desa Waiha masa tugas 2009-2014.
“Kalau pada musim kampanye pemilihan legislatif, bupati, gubernur, sampai presiden, saya selalu dihubungi oleh para tim sukses karena memang saya punya basis suara dalam rumah saja sampai ratusan lebih. Itu belum termasuk keluarga lainnya. Tentu kalau digabung akan sangat banyak,” ujar Deta, beberapa waktu lalu.
Statusnya sebagai kepala desa dengan mengoleksi banyak istri tak pernah dipersoalkan pihak kecamatan maupun pemerintah kabupaten. Mengapa? Deta punya andil besar dalam setiap momen politik, khususnya Pilkades.
“Masyarakat masih menginginkan saya sebagai kepala desa. Kalau untuk legislatif ataupun bupati, tentu saya harus pikirkan metode apa nanti yang akan saya pakai, tetapi itu belum untuk sekarang,” ujar Deta.
