TAK seperti negara barat lainnya, Rusia dengan tegas menyatakan mendukung kemerdekaan Palestina. Negara yang dipimpin Putin tersebut, juga menyatakan keprihatinan serius atas meningkatnya konflik Palestina dan Israel secara tajam.
Hal itu jelas mengindikasikan, Rusia berbeda sikap dengan negara barat lainnya. Tak hanya itu, Rusia juga secara tegas meminta kemerdekaan Palestina atas pendudukan Zionis Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, akhir pekan kemarin.
“Moskow mengungkapkan keprihatinan paling serius atas memburuknya situasi di zona konflik Palestina-Israel,” kata diplomat wanita itu, Sabtu (7/10).
Zakharova menambahkan, pihak Rusia kembali menegaskan sikapnya yang berprinsip dan konsisten bahwa konflik yang telah berlangsung selama 75 tahun itu tidak memiliki solusi yang tegas dan hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara politik dan diplomatik. Salah satunya yaitu melalui pembentukan proses negosiasi penuh mengenai kesepakatan berdasarkan hukum internasional yang sudah sama-sama diketahui.
“Yang mengatur pembentukan negara Palestina merdeka berdasarkan batas-batas (wilayah) tahun 1967, dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur, hidup damai dan aman dengan Israel,” imbuhnya.
Menurut dia, Rusia juga melihat eskalasi besar-besaran dalam konflik Palestina-Israel sebagai akibat dari ketidakpatuhan terhadap keputusan Dewan Keamanan PBB dan hambatan Barat terhadap upaya Kuartet Timur Tengah.
“Kami menganggap eskalasi skala besar yang terjadi saat ini sebagai manifestasi lain yang sangat berbahaya dari lingkaran setan kekerasan yang diakibatkan oleh kegagalan kronis dalam mematuhi resolusi-resolusi PBB dan Dewan Keamanannya serta pemblokiran oleh Barat terhadap upaya-upaya Kuartet Timur Tengah selaku mediator internasional yang terdiri atas Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” ucapnya.
Pada saat yang sama, kata dia, Rusia percaya bahwa konflik Palestina dan Israel harus memulai negosiasi. Moskow juga mendesak kedua belah pihak untuk meninggalkan kekerasan dan melakukan gencatan senjata.
“Kami menyerukan kepada pihak Palestina dan Israel untuk segera melakukan gencatan senjata, meninggalkan kekerasan, melakukan pengendalian diri dan pembentukan, dengan bantuan komunitas internasional, proses negosiasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian yang komprehensif, bertahan lama dan telah lama ditunggu-tunggu. perdamaian di Timur Tengah,” kata Zakharova.
Ketegasan Rusia berbeda dengan sejumlah negara Barat seperti Eropa, yang dinilai memiliki standar ganda dalam menyikapi konflik di Palestina.
Salah satunya, Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengutuk serangan pejuang Hamas Palestina kepada Israel. Scholz menyebut serangan Hamas sebagai aksi terorisme.