BAK semboyan olimpiade, VINI, VIDI, VICI nama Ir Irawati di kancah politik nasional bak lesatan anak panah. Padahal, sebelumnya, perempuan kelahiran Surabaya, 4 Januari 1968 ini hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anak yang disayanginya.
Tak ada yang tak mungkin, ini kata yang pantas dialamatkan kepada istri dari Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar ini. Begitu melepas atribut Bhayangkari setelah sang suami memasuki masa purna bhakti dengan jabatan terakhir kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), arsitek jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, langkah ibu dua anak ini di jalur politik tak terbendung.
Setelah memastikan maju di pentas politik dengan menjadi Caleg untuk DPR RI dari daerah pemilihan 1 Jawa Barat melalui Partai Hanura, Teh Ira, demikian dia biasa disapa pun diberi amanah menjadi ketua umum Srikandi Hanura.
Bak kereta cepat, Irawati yang dipercaya menempati nomor urut 2 di daerah pemilihan yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi itu juga bergerak cepat, lincah dan tak kenal capek. Setiap hari, nenek dua orang cucu ini wara-wiri di daerah pemilihan yang meliputi 33 kecamatan yang tersebar di Kota Bandung dan Kota Cimahi ini tanpa pernah merasa lelah.
“Selama ini saya mendampingi Bapak sebagai bagian dari keluarga besar Bhayangkari, nah sekarang saat yang tepat bagi saya untuk mendermabhaktikan kemampuan yang saya miliki untuk menjadikan Kota Bandung dan Kota Cimahi menjadi lebih baik lagi,” ucap Teh Ira yang mengawali karirnya sebagai karyawan di sebuah perusahaan kontraktor ini.
Ir Irawati sangat bersyukur, proses panjang yang telah dijalani selama ini, mampu menempanya menjadi pribadi yang kuat dan memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhada sesama. Dan sekarang, menurutnya menjadi saat yang tepat untuk mengimplementasikan rasa syukur itu kepada masyarakat luas.
Doa, ikhtiar dan kesungguhan terhadap pilihan yang telah diambil, menurutnya menjadi sebuah hal yang senantiasa terus dilakukannya. Sebab, hal tersebut di atas, menurutnya juga sebuah bukti kalau dirinya sebagai makhluk Allah yang harus tunduk dan patuh dengan segala ketentuan Sang Khalik.