SUBBET, tentunya nama itu asing di telinga kebanyakan masyarakat. Namun tidak bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Subbet merupakan pangan lokal khas Mentawai yang memadukan antara pisang (bagok), keladi (gettek), serta kelapa (toitet). Dari ketiga bahan ini akan muncul cita rasa manis dengan tekstur lembut.
Sekilas subbet mirip klepon atau onde-onde. Bentuk bulat-bulat atau lonjong dengan bagian luar atau permukaan dibungkus parutan kelapa. Meski terlihat sama, subbet dan klepon jauh beda.
Kalau klepon terbuat dari tepung beras dengan gula merah di dalamnya, sedangkan subbet dari keladi bercampur pisang dan tidak ada gula merah.
Sebelum masuk dalam bambu, kulit keladi dikupas terlebih dahulu dan dipotong-potong kemudian masuk dalam bambu hingga penuh dan dimasak.
Setelah beberapa lama di bara api, bambu dihentak-hentakkan agar keladi menyusut dan ditambah kembali dengan keladi baru kemudian dimasak hingga matang. Keladi yang dimasak dalam bambu ini disebut siaru (Sikabaluan) atau okbuk (Siberut Selatan).
Wadah bambu ini hanya dibuat dalam punen untuk memasak bahan makanan dalam jumlah besar yang dihidangkan dalam proses panei kan toga atau hidangan makanan untuk pengantin. Hidangan ini tidak bisa terganti nasi atau kue yang terbuat dari tepung sagu atau tepung terigu.