Internasional

Shutdown & Utang Ancam Paman Sam

47
×

Shutdown & Utang Ancam Paman Sam

Share this article

KABAR tak menggenakkan terdengar nyaring dari negeri adidaya Amerika Serikat. Dimana, utang nasional negeri meroket ke level tertinggi sepanjang sejarah menembus US$ 33 triliun atau setara Rp 508.200 (kurs Rp 15.400). Kondisi tersebut menambah tekanan pada Negeri Paman Sam yang terancam shutdown.

Menurut Departemen Keuangan AS, utang tersebut, yang setara dengan jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah federal untuk menutupi biaya operasional, mencapai US$ 33,04 triliun pada Senin (18/9).

Dengan utang yang membengkak, para pemimpin Kongres di antara kedua kubu berharap untuk meloloskan perpanjangan pendanaan jangka pendek agar lampu tetap menyala dan mencegah penutupan.

Namun sama sekali tidak jelas apakah rencana tersebut akan berhasil di tengah perpecahan mendalam mengenai pengeluaran antara kedua pihak dan ketidaksepakatan kebijakan mengenai isu-isu seperti bantuan ke Ukraina.

Mengutip CNN International, pendanaan pemerintah berakhir pada pengujung hari Sabtu, 30 September 2023, ketika jam menunjukkan tengah malam dan menjadi tanggal 1 Oktober, yang menandai dimulainya tahun fiskal baru.

Jika Kongres gagal meloloskan undang-undang untuk memperbarui pendanaan pada batas waktu tersebut, maka pemerintah federal akan mengalami shutdown pada tengah malam. Karena penutupan ini akan dilakukan pada akhir pekan, dampak penuh dari penutupan kantor baru akan terlihat pada awal minggu kerja pada Senin.

Jika terjadi penutupan, banyak operasi pemerintah yang terhenti, namun beberapa layanan yang dianggap “penting” akan terus berlanjut.

Operasi dan layanan pemerintah yang dilanjutkan selama penutupan adalah kegiatan yang dianggap perlu untuk melindungi keselamatan publik dan keamanan nasional atau dianggap penting karena alasan lain. Contoh layanan yang terus berlanjut selama penutupan di masa lalu termasuk perlindungan perbatasan, federal, dan kontrol lalu lintas udara.

Pegawai federal yang pekerjaannya dianggap “tidak penting” akan dirumahkan, yang berarti mereka tidak akan bekerja dan tidak akan menerima gaji selama penutupan. Karyawan yang pekerjaannya dianggap “penting” akan terus bekerja, namun mereka juga tidak akan dibayar selama penutupan.

Setelah shutdown berakhir, pegawai federal yang diharuskan bekerja dan mereka yang cuti akan menerima pembayaran kembali.

Di masa lalu, pembayaran kembali (backpay) bagi karyawan yang cuti tidak dijamin, meskipun Kongres dapat dan memang bertindak untuk memastikan para pekerja tersebut mendapat kompensasi atas hilangnya gaji setelah penutupan berakhir.