BERBEDA dengan masyarakat kebanyakan di Indonesia, warga Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku tidak mau mempergunakan rupiah logam dalam bertransaksi. Masyarakat hanya menggunakan pecahan kertas.
Edwar, seorang kuli pelabuhan mengaku situasi ini sudah berjalan lama. Masyarakat tidak mau kalau bertransaksi menggunakan uang rupiah logam.
“Tidak ada yang pakai uang logam di sini,” ujarnya.
Dirinya sendiri mengaku tidak tahu alasannya, meskipun tahu bahwa uang tersebut masih berlaku. Namun karena tidak ada yang gunakan, dia kemudian mengikuti.
“Tidak tahu kenapa karena sudah lama sekali orang tidak mau terima,” jelasnya.
Transaksi di Dobo, lanjut Edwar, hanya menggunakan uang kertas yaitu pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000 dan Rp1.000.
“Jadi kita pakai uang kertas saja, paling kecil ya Rp1.000. Kalau kembalian ya pakai uang Rp1.000 kalau tidak dikasih permen saja,” kata Edwar.
Situasi tersebut telah diketahui oleh Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga. Berulang kali sosialisasi dilakukan namun masyarakat tetap tidak mau mempergunakan uang rupiah logam.