DOSEN komunikasi politik Fisipol UGM, Nyarwi Ahmad, menyebut manuver partai Nasdem membuka peluang bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan akan memberikan dampak potensial di kancah perpolitikan nasional.
“(Manuver Nasdem dan Cak Imin) sangat potensial menimbulkan gempa politik yang cukup besar. Tidak hanya dalam blok koalisi perubahan dan persatuan saja, namun juga di blok koalisi partai-partai pengusung Prabowo Subianto,” kata Nyarwi melalui keterangan tertulis, Jumat (1/9).
Kendati berpotensi memicu riak besar, manuver tersebut tak akan menggoyang fondasi Gerindra dan PDIP. Namun, masih berpengaruh pada perubahan komposisi di setiap partai pendukung capres.
“Meski demikian, kecil kemungkinan koalisi perubahan persatuan ataupun blok-blok koalisi lainnya, khususnya blok koalisi yang dinakhodai oleh Partai Gerindra dan blok koalisi yang dinakhodai oleh PDIP akan bubar. Kemungkinan terbesar yang ada di masing-masing blok koalisi tersebut hanya perubahan komposisi partai-partai pendukungnya saja,” katanya.
Menurut dia, kemungkinan dampak manuver tersebut akan berpengaruh dari segi elektoral, baik untuk Prabowo, Anies, hingga Ganjar. Namun, hal tersebut harus lebih dulu melihat hasil survei yang lebih akurat.
“Kemungkinan-kemungkinan seperti itu bisa terjadi pada bulan ini dan beberapa bulan mendatang. Tentu kita perlu melihat efek dari manuver Cak Imin dan Nasdem ini dengan data-data survei yang lebih akurat,” katanya.
Menurut dia, bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan yang diinisiasi Nasdem sangat terbuka. Apalagi jika Cak Imin mendapatkan tawaran tiket cawapres dari Nasdem dan Anies Baswedan. Dampaknya, manuver tersebut akan menggoyang dua koalisi sekaligus.
“Ini tentu membawa konsekuensi politik lanjutan. Jika Cak Imin benar-benar gabung ke Nasdem mengusung Anies, maka sangat besar peluangnya terjadi perubahan komposisi blok koalisi partai-partai kubu Prabowo dan juga blok koalisi perubahan dan persatuan (KPP) sendiri,” ungkapnya.