LANGKAH kakinya masih tetap kokoh, berkilo-kilo harus ditempuhnya saban hari tanpa ada kalender merah.
Meski telah berusia jelang kepala 7 atau tepatnya 67 tahun, namun Kusna Laksana, tak terlihat capek untuk menjalani hari -harinya sebagai tukang sol sepatu keliling.
Sambil sesekali menyeka peluh yang bercucuran membasahi mukanya, pria asal Sukaweni, Garut ini tak menampakkan gurat kesedihan apalagi kekecewaan dari raut wajahnya.
“Siapapun tentu ingin hidup senang di masa tuanya, tapi kalau Gusti Allah telah menggariskan seperti ini, tentu tidak ada alasan bagi saya untuk memprotesnya,” imbuh lelaki dengan 6 orang anak dan kakek dari 10 orang cucu ini.
Sambil menerawang, suami dari Harisah ini menjelaskan, dia telah menjejakkan kakinya sejak tahun 1975 di Kota Depok. atau jauh sebelum daerah penyangga ibu kota itu menjadi daerah otonom sendiri.
Meski telah hampir setengah abad merantau ke Depok, namun Kusna yang ngontrak di sebuah kamar yang sederhana di RT 3 RW 006, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok tetap bersyukur.
“Walau hanya seorang tukang sol keliling yang rezkinya tak seberapa, saya perlu bersyukur karena itu berasal dari keringat sendiri,” ucapnya lirih.