INI tentunya kabar buruk bagi dunia minyak dan gas Indonesia, dimana perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Eropa, Repsol diketahui sedang dalam proses pengunduran diri dari Blok Migas Indonesia yakni Andaman III di Aceh. Repsol akan mengembalikan mega proyek itu ke negara lantaran kegiatan operasional tidak membuahkan hasil alias dry hole.
Hengkangnya Repsol di Proyek Migas RI menambah daftar perusahaan migas dunia yang meninggalkan Blok Migas di Indonesia. Sebelumnya Shell yang hengkang dari Blok Abadi Masela, dan juga Chevron yang keluar dari Blok IDD.
Namun berbeda dari Shell dan Chevron, Repsol masih memiliki pengembangan Blok Migas di Indonesia yakni Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Berkenaan dengan pengelolaan Andaman III, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut perusahaan minyak asal Uni Emirat Arab (UEA) yakni Mubadala tertarik untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Andaman III menggantikan peran Repsol.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan keinginan Mubadala masuk dalam pengelolaan Andaman III lantaran perusahaan mempunyai konsep pengembangan yang berbeda dari Repsol.
“Dia (Mubadala) punya konsep sendiri, kan udah ditajak sama Repsol hasilnya gak bagus, tapi menurut dia konsepnya dia beda,” ujar Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Kamis (10/8).
Tutuka menjelaskan nantinya Mubadala akan melakukan joint study terlebih dahulu untuk blok yang akan dilepas Repsol tersebut. Meski demikian, Mubadala hingga kini belum memiliki hak partisipasi pada wilayah kerja Andaman III. “Bisa joint study dulu,” tambahnya.
Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia, Amir Faisal Jindan mengatakan keputusan pengembalian WK ke negara dilakukan perusahaan setelah pengeboran di Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu tidak menemukan adanya indikasi temuan minyak atau gas (migas) yang diharapkan.