BuliranNews, JAKARTA – Nilai pinjaman atau hutang masyarakat ke pinjaman online, ternyata tidak main-main. Dari dua provinsi saja yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat, nilai pinjaman itu menembus angka Rp 24.1 T.
Hal ini tentunya menjadi sebuah persoalan yang tak bisa dikatakan kecil, karena tingkat kepercayaan warga berhutang ke layanan fintech lending atau pinjaman online (pinjol) ternyata cukup tinggi.
“Total utang warga Jakarta ke Pinjol sangat fantastis yaitu, Rp 10,35 triliun akumulasinya. Angka ini lebih besar dari APBD Provinsi Yogyakarta atau hampir setengah APBD Jawa Tengah,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta Suhud Alynudin saat rapat bersama di Ruang Rapat Komisi B DPRD DKI, Jajarta Pusat, Rabu (12/7).
Berdasarkan data yang didapatkannya, utang itu merupakan akumulasi pinjaman dari 2,38 juta akun warga DKI Jakarta. Menurutnya, isu pinjol warga Jakarta tidak dapat dianggap enteng oleh Pemprov DKI.
“Misalnya satu orang punya dua akun saja, itu sudah satu juta orang warga Jakarta yang terjerat rentenir kira-kira. Saya mempertanyakan, ini dibahas nggak dalam pembahasan ekonomi kita?” lanjutnya.
Sementara itu, anggota DPRD DKI M Taufik Zulkifli menilai masalah utang pinjol warga perlu dibahas lebih lanjut oleh Pemprov DKI. Dia berharap permasalahan pinjol yang menjerat warga Jakarta bisa terselesaikan.
Asisten Perekonomian dan Keuangan (Asperkeu) Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati merespons pertanyaan anggota dewan itu. Sri mengimbau masyarakat tidak menggunakan pinjol jika pendapatan sudah cukup.