BERADA di jalur politik, bak berselancar di lautan. Semakin mampu kita menjinakkan papan selancar, justru semakin asyik hal itu dilakukan.
Namun jika kita ragu, bimbang dan gampang patah arang, justru papan seluncur akan menenggelamkan kita diantara pusaran gelombang.
Politik itu kejam, kawan! Sebuah hal yang kerap kita dengar terkait dunia politik. Kata lainnya, tak ada teman yang abadi yang ada justru kepentingan lah yang senantiasa
Dalam dunia politik membedakan kawan kawan dan lawan pun tidak mudah, karena saat mereka tersenyum bisa jadi itu perangkap untuk menjatuhkan kita.
Tak percaya! Tanyalah pada seorang Dodi Hendra. Meski menjabat sebagai ketua DPRD di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, nasibnya justru tak sebaik rekannya yang hanya wakil ketua, ketua komisi dan unsur pimpinan lainnya.
Fasilitas yang ada padanya selain ruang kerja dan mobil dinas serta stempel ketua. Fasilitas lainnya seperti rumah dinas tak bisa ditempatinya karena sesuatu hal yang menurutnya tak perlu terjadi
Berteriakkah Dodi Hendra, marahkah kader Partai Gerindra itu? Ternyata tidak. Dia hanya tersenyum dan menganggap semua itu hal biasa saja.
Filosofi biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Dodi Hendra yang sejatinya ketua rakyat di Kabupaten Solok itu tetap melangkah.
Malah, semakin kuat himpitan yang menderanya, itu justru akan membuatnya makin matang.