SEMUA pasti tahu, kopi merupakan salah satu minuman yang banyak dikonsumsi untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Hal ini karena ada banyak penelitian mengungkap manfaat kopi sebagai penurun risiko demensia, peningkatan metabolisme, dan kewaspadaan.
Selain itu, kopi juga memiliki efek energi yang luar biasa yang bisa membuat seseorang bersemangat di pagi hari dan membantu melewati kekurangan energi di sore hari.
Untuk itu, banyak orang memilih menyeruput secangkir kopi setiap saat untuk mendapatkan manfaatnya.
Namun, tahukah Anda, ternyata menurut berbagai penelitian ilmiah, tubuh memiliki keterbatasan dalam menerima respons dari kopi.
Hal ini berarti, Anda perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk minum kopi.
Lantas, kapan saja waktu yang harus dihindari untuk minum kopi?
1. Saat kopi masih sangat panas
Dilansir dari Prevention, jika Anda suka menyeruput kopi segera setelah diseduh, maka mulai sekarang Anda harus mencoba mendinginkannya terlebih.
Menurut laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengonsumsi minuman panas di atas 149 derajat fahrenheit atau setara dengan 65 derajat celsius, dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan.
Untuk itu, bagi Anda yang terbiasa menyeduh kopi pada suhu 185 derajat fahrenheit atau setara dengan 85 derajat celsius, cobalah menambahkan sedikit susu atau krim untuk menurunkan suhu, meskipun hanya 5 derajat.
Selain itu, secangkir kopi dalam mug keramik biasanya akan membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk mendingin hingga mencapai suhu 65 derajat celsius. Jadi, bila Anda ingin menyeruput kopi dengan cara yang sehat, tunggulah hingga suhu kopi turun terlebih dahulu.
2. Saat merasa cemas
Waktu yang harus dihindari saat ingin minum secangkir kopi, yaitu saat Anda merasa cemas dan gelisah. Ahli diet terdaftar dan penulis dari Naturally Nourished, Ali Miller mengatakan, kafein memiliki efek stimulan pada sistem saraf.
Kafein dapat menyebabkan pelepasan hormon stres kortisol yang memicu respons “melawan atau lari” pada tubuh. Selain itu, kafein juga telah terbukti bisa memperburuk kecemasan dan masalah tidur, terutama pada mereka yang memiliki gangguan panik dan kecemasan sosial.